top of page

Letnan Jenderal T.B. Simatupang

  • getinspiredid
  • Nov 7, 2017
  • 4 min read

Namanya diabadikan pada sebuah jalan nan panjang di daerah Cilandak, Jakarta Selatan. Semenjak akhir tahun 2016 lalu, dirinya juga terpampang pada uang pecahan Rp500. Dari dua penghargaan ini saja, sudah tergambar bagaimana besarnya jasa Tahi Bonar Simatupang buat Indonesia. TB Simatupang- begitulah dia dikenal- memang merupakan salah satu tokoh dari tanah Batak yang ikut memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Bahkan, demi menyempurnakan apa yang telah diperbuat pria berpangkat terakhir Letnan Jenderal ini, pemerintah Indonesia pun menganugerahinya gelar pahlawan nasional pada tahun 2013 lalu. Sebelumnya, pada 9 November 1995 T.B Simatupang juga diberi anugerah Bintang Mahaputera Adipradana. Tapi yang yang diingat dari TB Simatupang tak melulu soal jasanya untuk negara. Lebih dari itu, dia juga dikenal aktif menyumbangkan pemikiran-pemikirannya untuk gereja. Terutama setelah dia non aktif dari kemiliteran pada tahun 1959. Tapi jangan pikir keinginan TB Simatupang untuk aktif melayani ini mendadak muncul begitu saja. Perjalanan hidupnya sedikit banyak pengaruhi pilihan hidup TB Simatupang itu. Ya, ia yang lahir pada 28 Januri 1920 di Sidikalang, Sumatera Utara memang dibesarkan dalam keluarga Kristen yang saleh. Keluarganya sangat memegang tradisi Gereja Lutheran dan adat batak. Berkaca dari catatannya aotubiografi yang dikutip dari buku ‘Percakapan dengan Dr. T.B. Simatupang’, TB Simatupang seakan ingin berucap kalau dia ingin melakukan sesuatu lewat kehidupannya. Sebab dia yakin dia orang berutang, seperti juga manusia lain yang berhutang kepada Tuhan. “Kita semuanya tentu berhutang kepada Tuhan. Hutang itu tidak dapat kita bayar. Hutang itu hanya dapat diselesaikan oleh Tuhan sendiri berdasarkan KasihNya. Hutang yang harus kita bayar adalah kepada sesama kita” begitu tulisnya. Toh, pengakuan ini tak terbatas retorika. Setelah berbuat banyak bagi negara dia juga coba berbuat sesuatu bagi gereja. Dia mau berupaya membantu pengembangan landasan-landasan etik teologi bagi umat Kristen, selain mau bertanggung jawab kepada masyarakat dan negara. Dia juga meyakini dengan memajukan gereja bukanlah seolah untuk pelarian dari jabatan. Keadaan ini merupakan suatu panggilan khusus baginya. Keteguhan hati TB Simatupang untuk melayani di rumah Tuhan, membuat Th. Sumartana, intelektual muda dari kalangan Kristen, menyebut TB Simatupang sebagai ‘Teoretikus oikumenis pertama yang lahir dari lingkungan gereja-gereja di Indonesia setelah kemerdekaan’. Besar di keluarga yang memegang teguh adat Batak pada akhirnya juga membuat T.B Simatupang banyak memberikan sumbangan bagi pekabaran Injil di tanah Batak. Karena sumbangsihnya, selain di bidang keagamaan, orang-orang Batak juga mengalami kemajuan di bidang pendidikan dan kesehatan. Dalam pemikirannya, T.B Simatupang menjelaskan bahwa Tuhan menempatkan gereja untuk menjadi terang di segala bidang, baik bidang sosial, politik, ekonomi, dan budaya. Keberadaan gereja di Indonesia adalah suatu tanda pengutusan Tuhan agar umat-Nya ambil bagian dalam mewujudkan perdamaian, keadilan, dan keutuhan bangsa Indonesia. Pandangan T.B Simatupang, gereja dan negara harus bahu-membahu dalam mengupayakan penegakan keadilan dan kesejahteraan masyarakat. Gereja disebutnya pula mempunyai kewajiban untuk menaati hukum negara. Namun sebaliknya, negara juga berkewajiban mengayomi dan melindungi seluruh rakyatnya, termasuk gereja agar leluasa dalam menjalankan fungsinya. Dia juga percaya, kalau warga negara pemeluk agama nasrani berhak untuk berpartisipasi dalam bidang politik dan pemerintahan. Namun partisipasi ini katanya harus dilihat sebagai suatu tugas yang diberikan oleh Tuhan untuk melayani kepentingan masyarakat. Atas dasar perlakuan yang sama, gereja juga harus memberikan bimbingan dan pelajaran kepada semua orang Kristen yang terlibat dalam politik, tanpa membedakan ikatan kepartaiannya. Indonesia yang berlandaskan ideologi Pancasila bukanlah negara sekuler. Oleh karenanya agama tak hanya diakui keberadaannya, tetapi juga fungsi dan peranannya di dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Selain itu, Indonesia juga bukan negara agama, tetapi fungsi dan peranan agama itu diakui dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Pada aktivitasnya untuk gereja, ia pernah menjabat sebagai Ketua Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI), Ketua Majelis Pertimbangan PGI, Ketua Dewan Gereja-Gereja Asia, Ketua Dewan Gereja-Gereja se-Dunia. Dia juga pernah menjabat sebagai Ketua Yayasan Universitas Kristen Indonesia dan Ketua Yayasan Institut Pendidikan dan Pembinaan Manajemen (IPPM). Selain itu, pemikiran TB Simatupang juga diakui konstribusinya, termasuk oleh PGI sendiri. Di antaranya, dia disebut sosok yang ikut memperjuangkan keesaan gereja hingga muncul Lima Dokumen Keesaan Gereja, yang hingga kini menjadi acuan gerakan oikoumene di Indonesia. Dia juga merupakan sosok yang ikut membangun dialog antarumat beragama. Pilih Militer Semasa kecil T.B Simatupang bersekolah di HIS (Hollandsch-Inlandsche School) di Siborong-borong, hingga tahun 1934. Pendidikan selanjutnya diperolehnya di MULO (setingkat SMP.red) di Tarutung, hingga tahun 1937. Tingkat pendidikan selanjutnya diperoleh di, AMS di Batavia, hingga tahun 1940. Usai mendapatkan pendidikan sekuler, TB Simatupang melanjutkan ke pendidikan kemiliteran Koninklije Militaire Academie (KMA) di Bandung, hingga tahun 1942. Kisah kehidupan militer ini untuk mematahkan mitos yang ditanamkan oleh gurunya saat bersekolah di AMS Batavia. Sang guru, seorang keturunan Belanda, malah mengatakan pada Simatupang dan siswa pribumi lain bahwa Indonesia tidak mungkin bersatu dan memiliki angkatan perang untuk merdeka. Makanya T.B Simatupang pun bertekad bulat untuk mewujudkan negara Indonesia dan militer yang bersatu. Perjalanan karir militernya itu, berawal ketika pemerintah Belanda membuka kesempatan Akademi Militer Kerajaan Belanda di Hindia Belanda, sebagai kepanjangan Koninklije Militaire Academie (KMA) Breda di Bandung, Jawa Barat. Akademi ini didirikan guna mempersiapkan militer-militer yang akan diperintahkan untuk membebaskan Negeri Kincir Angin dari Nazi Jerman. Dengan tujuan itulah para penduduk pribumi diberi kesempatan dan dijadi perwira. Tapi tentu dengan sejumlah persyaratan masuk yang menguntungkan Kerajaan Belanda. Kala itu, Panglima Eskader Angkatan Laut Belanda, Laksamana Helfrich, menyerukan kepada rakyat Indonesia agar mengambil bagian dalam upaya pembebasan Negeri Belanda di waktu yang akan datang. Eskader berkata, "Uw naam zal blijven voortleven onder de bevrijders van Nederland" yang artinya, ‘Nama Anda akan hidup terus di antara para pembebas Negeri Belanda’. Menariknya TB Simatupang justru menerjemahkannya untuk diri sendiri dengan tujuan sebagai penyemangat. ‘Nama Anda akan hidup terus di antara para pembebasan Indonesia’. Dengan niat terselubung, yakni untuk pembebasan Indonesia, tahapan demi tahapan dilalui T.B Simatupang. Singkatnya, ia diterima sebagai kadet taruna bersama 149 kadet taruna yang lain dan mereka diwajibkan menjalani sekolah militer hingga dinyatakan siap ke medan perang. Bagusnya, dia bersama kadet lain sering kali dilatih praktik kemiliteran pada tahun pertama dan kedua. Strategi militer inilah merupakan pelajaran yang paling ditunggu-tunggunya. Dari pelajaran ini, dia ingin Indonesia memiliki strategi perang yang bagus hingga mampu meraih kemerdekaan dan membangun angkatan perang tangguh. Tahun demi tahun berlalu, usai mengembankan pendidikan militernya, TB Simatupang semakin ahli dalam menyusun strategi perang dan menjadi diplomat yang ulung. Tak heran, bila akhirnya T.B Simatupang pernah menjabat sebagai Wakil Kepala Staf Angkatan Perang RI (1948 -- 1949) dan Kepala Staf Angkatan Perang RI (1950-1954). (James Manullang)

Sumber: validnews.co

 
 
 

Comments


LOFA adalah program donasi buku terbitan BPK Gunung Mulia yang didukung pengelolaannya oleh GetInspired.ID © 2017

Alamat: Office 8 Building 11th Floor, Suite 11-E SCBD Lot 28, Jl. Jendral Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12190

HOTLINE: 8111-SO-INSPired (+628111504677)

  • Facebook - Black Circle
  • Twitter - Black Circle
  • Instagram - Black Circle
bottom of page