top of page

Dr. Johannes Leimena

  • getinspiredid
  • Nov 7, 2017
  • 2 min read

Dr. Johannes Leimena lahir di Ambon, Maluku, pada 6 Maret 1905. Pada tahun 1914, Leimena hijrah ke Batavia (Jakarta) di mana ia meneruskan studinya di ELS, namun hanya beberapa bulan saja, lalu pindah ke sekolah menengah Paul Krugerschool (kini PSKD Kwitang). Dari sini ia melanjutkan pendidikannya ke MULO Kristen, kemudian melanjutkan pendidikan kedokterannya di STOVIA (School Tot Opleiding Van Indische Artsen) – cikal bakal Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Keprihatinan Leimena atas kurangnya kepedulian sosial umat Kristen terhadap nasib bangsa, merupakan hal utama yang mendorong niatnya untuk aktif pada “Gerakan Oikumene”. Pada tahun 1926, Leimena ditugaskan untuk mempersiapkan Konferensi Pemuda Kristen di Bandung. Konferensi ini adalah perwujudan pertama Organisasi Oikumene di kalangan pemuda Kristen. Setelah lulus studi kedokteran STOVIA, Leimena terus mengikuti perkembangan CSV yang didirikannya saat ia duduk pada tahun ke 4 di bangku kuliah. CSV merupakan cikal bakal berdirinya GMKI (Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia) tahun 1950. Dengan keaktifannya di Jong Ambon, ia ikut mempersiapkan Kongres Pemuda Indonesia 28 Oktober 1928, yang menghasilkan Sumpah Pemuda. Perhatian Leimena pada pergerakan nasional kebangsaan semakin berkembang sejak saat itu. Leimena mulai bekerja sebagai dokter sejak tahun 1930. Pertama kali diangkat sebagai dokter pemerintah di “CBZ Batavia” (kini RS Cipto Mangunkusumo). Tidak lama kemudian ia dipindahtugaskan di Karesidenan Kedu, Jawa Tengah, saat Gunung Merapi meletus. Setelah itu dipindahkan ke Rumah Sakit Immanuel Bandung, tahun 1931 sampai 1941. Ia juga pernah menjabat Direktur Rumah Sakit PGI Cikini. Pada tahun 1945, Partai Kristen Indonesia (Parkindo) terbentuk dan pada tahun 1950, ia terpilih sebagai ketua umum dan memegang jabatan ini hingga tahun 1957. Selain di Parkindo, Leimena juga berperan dalam pembentukan DGI (Dewan Gereja-gereja di Indonesia, kini PGI), juga pada tahun 1950. Di lembaga ini Leimena terpilih sebagai wakil ketua yang membidangi komisi gereja dan negara. Ketika Orde Baru berkuasa, Leimena mengundurkan diri dari tugasnya sebagai menteri, namun ia masih dipercaya Presiden Soeharto sebagai anggota DPA (Dewan Pertimbangan Agung) hingga tahun 1973. Usai aktif di DPA, ia kembali melibatkan diri di lembaga-lembaga Kristen yang pernah ikut dibesarkannya, seperti Parkindo, DGI, UKI, STT, dan lain-lain. Ketika Parkindo berfusi dalam PDI (Partai Demokrasi Indonesia, kini PDI-P), Leimena diangkat menjadi anggota DEPERPU (Dewan Pertimbangan Pusat) PDI. Pada tanggal 29 Maret 1977, Leimena meninggal dunia di Jakarta. Sebagai penghargaan kepada jasa-jasanya, pemerintah Indonesia memberikan gelar Pahlawan Nasional kepadanya. Leimena merupakan tokoh politik yang paling sering menjabat sebagai menteri kabinet Indonesia dan satu-satunya Menteri Indonesia yang menjabat sebagai Menteri selama 21 tahun berturut-turut tanpa terputus! Leimena masuk ke dalam 18 kabinet yang berbeda, sejak Kabinet Sjahrir II (1946) sampai Kabinet Dwikora II (1966), baik sebagai Menteri Kesehatan, Wakil Perdana Menteri, Wakil Menteri Pertama maupun Menteri Sosial. Selain itu Leimena juga menyandang pangkat Laksamana Madya (Tituler) di TNI-AL ketika ia menjadi anggota KOTI (Komando Operasi Tertinggi) dalam rangka Trikora. Dan yang jarang diketahui oleh orang banyak adalah bahwa Leimena sebanyak 7 kali menjabat Presiden Indonesia (sementara) ketika presiden Sukarno berhalangan! Sumber: rubrikkristen.com

 
 
 

Comments


LOFA adalah program donasi buku terbitan BPK Gunung Mulia yang didukung pengelolaannya oleh GetInspired.ID © 2017

Alamat: Office 8 Building 11th Floor, Suite 11-E SCBD Lot 28, Jl. Jendral Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12190

HOTLINE: 8111-SO-INSPired (+628111504677)

  • Facebook - Black Circle
  • Twitter - Black Circle
  • Instagram - Black Circle
bottom of page